Kartini Tambang PTBA: Tangguh di Hutan, Hangat di Rumah

PALEMBANG — Dunia pertambangan identik dengan tantangan fisik dan medan ekstrem, tapi hal itu tidak

menyurutkan langkah para perempuan hebat di PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk ikut ambil bagian.

Mereka bukan sekadar hadir, tapi juga membuktikan bahwa perempuan bisa tangguh di lapangan sekaligus hangat di rumah.

Sebut saja Peni Rostiarti, yang memulai langkahnya di PTBA pada 2009 sebagai bagian dari tim eksplorasi.

Pengalaman awalnya bukan di balik meja, melainkan langsung menerobos hutan dan sungai berlumpur bersama rekan-rekan laki-laki.

“Saya diminta tunggu di mobil, tapi saya bilang, saya ikut saja ke lapangan,” ujar Peni sambil tertawa mengenang masa awalnya.

Kini, Peni dipercaya menjabat sebagai AVP Geologi & Pemboran PTBA, hasil dari semangat belajar dan tekad pantang mundur yang ia tanam sejak awal.

Kisah serupa datang dari Aninda Rizki Dhani Susanto (Anin), seorang Analis Data Ukur & Kartografi.

Anin sehari-hari membawa alat berat seperti Total Station dan GPS ke daerah perbukitan dan hutan.

“Awalnya sempat ragu, tapi ternyata kami perempuan juga mampu,” ucapnya bangga.

Hingga Desember 2024, PTBA mencatat ada 332 pekerja perempuan atau 19,7% dari total karyawan, dan sebanyak 91 di antaranya menduduki posisi manajerial.

Sebuah pencapaian besar dalam dunia tambang yang dulu sangat maskulin.

Peni percaya, kepemimpinan perempuan punya kekuatan tersendiri.

“Kami perempuan mengambil keputusan tidak hanya dengan logika, tapi juga dengan hati. Itu jadi keseimbangan antara tegas dan empati,” katanya.

Namun, mereka bukan hanya profesional di tambang. Di rumah, mereka adalah ibu, istri, dan pengasuh anak.

Peran ganda ini dijalani dengan ketulusan luar biasa, seperti yang dirasakan oleh Dzakkiyyah Nur Khairunissa, Enjinir Geoteknik PTBA dan ibu dari anak usia 2 tahun.

“Kadang sudah capek, tapi anak masih minta main. Saya sempat menolak, dan anak saya sedih. Rasanya menyesal sekali,” ungkapnya jujur.

Bagi Dzakkiyyah, kunci keseimbangan hidup adalah komunikasi dan dukungan, baik dari keluarga maupun rekan kerja.

“Kalau anak sakit sementara saya harus kerja, saya dan suami berbagi tugas. Lingkungan kerja yang suportif juga sangat membantu,” tuturnya.

PTBA dan Komitmen Kesetaraan Gender

Peringatan Hari Kartini, 21 April, menjadi momen reflektif bagi PTBA untuk terus mendorong kesetaraan gender.

Menurut Niko Chandra, Corporate Secretary PTBA, perusahaan berkomitmen menciptakan lingkungan kerja inklusif, tanpa diskriminasi gender.

“Para pekerja perempuan berperan besar dalam mendukung visi perusahaan menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan,” jelas Niko.

PTBA terus membuka peluang bagi perempuan untuk berkembang, berprestasi, dan membawa perubahan di sektor pertambangan.

Karena pada akhirnya, tambang bukan hanya soal batu bara dan alat berat—tetapi juga tentang keteguhan hati dan cinta dari para Kartini modern di dalamnya.